Rabu, 14 Juli 2010

Surat Cinta untuk keluargaku HMIF 2010

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh…

Syukur Alhamdulillah diberikan nikmat yang luar bisaa, dipertemukan dengan orang-orang luar bisaa di HMIF 2010, yang tidak sekedar menjadi teman seperjuangan, tapi juga sahabat dan keluarga baru di perantauan.

Sungguh banyak yang saya dapatkan selama ini, dan dalam 7 bulan terakhir pelajaran yang paling penting yang saya dapatkan adalah KEPEMIMPINAN.

Dalam perjalanan persiapan, baik dari mengkonsep, merencanakan, merancang, membentuk struktur pengurus sampai menjalankan nya, ada gejolak dalam hati, tentang dasar KEPEMIMPINAN yang akan digunakan. Berbagai usaha untuk mencari sebenar nya APA YANG MENJADI DASAR DARI KEPEMIMPINAN pun dilakukan. Dari membaca lagi teori dan buku-buku tentang Leadership, membuka-buka materi-materi training yang diikuti langsung atau yang memang sengaja dihimpun dibaca dan dipahami lagi, sharing dengan yang lebih berpengalaman, dan perenungan, hingga akhirnya saya menyimpulkan bahwa hal yang paling mendasar dari suatu KEPEMIMPINAN dan akan saya lakukan pertama kali adalah -MENCINTAI-.

Kamis, 03 Juni 2010

Pesan Untuk Para Syuhada Mavi Marmara

Dari Anas r.a berkata bahwa nabi SAW. Bersabda, “tidaklah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” ( H.R Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i )

Allahu Akbar...

Ketika jemari ini membuat catatan ini, sebuah pesan yang menggambarkan potongan sejarah perjalanan kaum muslimin sejati sedang berlaku . didetik-detik jemari ini menuliskan note ini, nun jauh disana, di daerah laut Gaza kisah cinta beradu dengan kisah murka. sejarah kasih sayang terbakar dengan kisah dendam kesumat yang berbalut kebencian abadi. disana!!..di kapal kebenaran Mavi Marmara para pecinta yang menghela nafas kasih sayang terengah-engah mencari udara kebebasan diantara semburan makar para makhluk kebencian yang berbau kematian dan darah.

Para Muslim sejati! itulah mereka..mereka yang Allah tinggikan dengan keimanan dan keberanian setinggi gunung Uhud. para pecinta sejati yang merasakan betapa sulitnya beban saudaranya di GAZA. mereka yang terlahir di tempat yang berbeda, namun Allah berikan hati yang satu, cinta yang sama, rindu yang utama. hati mereka lembut dengan penderitaan para muslim di Palestina, dan keberanian membara laksana matahari.

Dengan tekad yang satu dan pasti, mereka datang laksana Shalahudin Al Ayubi. dalam lingkaran kafilah Pembebas Palestina, mereka datang!!mereka datang membawa bantuan kebebasan untuk para muslim yang telah di hancurkan tubuh dan hidupnya oleh musuh Allah. tanpa peluru, tanpa senjata mereka menawarkan kebaikan dengan tembusan nyawa. mereka tidak takut dengan kemurkaan bangsa kera, mereka tidak gentar dengan ganasnya peluru buatan Amerika. mereka adalah muslim sejati. mereka yang mencintai muslim layaknya diri sendiri.

Tak terkira, sebuah keji menawan kebaikan dan keberanian mereka. Helikopter terkutuk dan kapal perang mengaung besar dilangit dan laut Gaza. tembakan tidak terhindari. 3 syahid segera menghembuskan nafas kebebasan. para malaikat menjemput ruhnya dalam senyuman kemenangan. terbang tinggi menuju Arasy dalam kemuliaan...Allahu Akbar..selamat datang wahai ruh2 yang Allah cintai..sungguh kami mencintaimu juga..

Demi Allah! perjalanan mereka disaksikan oleh para penghuni langit. ketika manusia didunia hanya bisa melihat catatan sejarah dengan live streaming, Nun jauh di Arasy..para penghuni langit melihat kearah langit dunia. siaran langsung potongan sejarah ini dipersaksikan oleh seluruh penghuni langit. sedih, marah, bangga bercampur baur tak dapat dihindari. para Bidadari mempersiapkan diri mereka untuk kedatangan suami-suaminya. Syurga memperindahkan naungannya menyambut para syuhada yang siap memasukinya. Catatan amal kebaikan ditinggikan. catatan kesalahan dihapuskan. pintu langit dibuka seluasnya. Para IBlis menangis dan menjerit. melihat kemuliaan yang ALlah berikan kepada keturunan Adam umat Rasulullah.

Kisah ini belum usai. 700 pemberani telah ditangkap.namun mereka hanya menawan tubuhnya saja. jangan harap keberanian mereka dapat dibungkam. bahkan keberanian ini akan membakar hati-hati yang takut dan gentar. sekarang!! nantikanlah..kebangkitan 1,6 milyar cinta yang menghujam karena terbakar oleh keberanian para mujahid sejati. mereka adalah kehidupan yang menumbuhkan. mereka adalah keberanian yang berbenih. benih-benih kebenaran yang tumbuh sekejap. tunggulah kami...dan maafkanlah kami yang lemah wahai saudaraku..

Wahai kaum yang Allah tinggikan dengan Firmannya :
"Dimanakah orang-orang yang berkasih sayang kerana kemuliaanku pada hari ini, Aku perlindungi mereka dibawah naungan Ku pada hari yang tiada lagi naungan kecuali naungan-Ku" (Riwayat Muslim)
Sungguh kami Iri..sungguh kami iri!!!!!

Wahai Kaum yang Allah janjikan dengan janji Pasti yang disampaikan melalui sang kekasihNYA Rasulullah:
orang-orang yang berkasih sayang kerana kemuliaanku, mereka mempunyai beberapa-beberapa mimbar dari cahaya, sangat dicita-citakan tempat-tempat mereka itu oleh para Nabi, Shiddiqin dan Syuhada." (Riwayat At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim)

Sungguh indah nasibmu dan sungguh malang nasib kami. dunia menipu kami sedangkan bagimu dunia hanya hamba semata.

Wahai kaum yang Allah Indahkan dengan kasih sayang dan cinta dari Pemilik semua Cinta...kuatlah hatimu dan jasadmu..sungguh bila saja bisa..ingin kutukarkan seluruh kenikmatan hidupku dengan berada disampingmu sesaat saja. kemuliaanmu adalah kemuliaan yang dicemburu bahkan oleh Malaikat dan penduduk langit..janganlah berduka..karena tidak ada alasan berduka..biarkanlah saja kedukaan itu berada pada kami. biarlah air mata hanya pada kami..air mata karena malu dan menyesal..menyesal tak bisa berada denganmu..tak bisa mulia seperti mu..

Ingatlah janji Allah..ingatlah Firman Allah..dalam hadist Qudsinya
"Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang cinta mencintai keranaKu. Kasih-sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang sering memperhubungkan tali silaturahim keranaKu. Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang saling bernasihat keranaKu. Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang saling berziarah keranaKu. Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang saling bantu membantu keranaKu. Orang yang cinta mencintai keranaKu berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, sangat dicita-citakan tempat-tempat mereka itu oleh para Nabi, Siddiqin dan Syuhada." (Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim, Qudha'i)

OH jiwa-jiwa lemah yang tersungkur di ujung waktu dan sejarah...belajarlah dari para pecinta sejati..para mukmin mulia, para syahid pemberani..bangkitlah!!bangkitlah!! bangkitlah!!
ALLAHU AKBAR!! ALLAHU AKBAR!!

Sabtu, 03 April 2010

Ingin ku mencintai-Mu

Ya Allah
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu.

Kajian demi kajian tarbiyah kupelajari, untai demi untai kata para ustadz kuresapi.Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang muhabbah orang shalih, tentang kerinduan para syuhada. Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam, kutumbuhkan dalam mimpi idealisme yang mengawang di awan.
Tapi Rabbi…Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu, tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu, aku makin merasakan gelisahku memadai dalam cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang. Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku….Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku. Dengan segala kelemahanku.

Ilaahi aku tak sanggup mencintai-Mu dengan kesabaran menanggung derita.Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa. Karena itu ijinkan aku mencintai-Mu melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu, atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku.

Rabbii,aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu bagi diri dan keluarganya. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo hartanya demi jihad. Atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu.

Ijinkan aku mencintai-Mu, melalui 100-500 perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada makanan-makanan yang terkirim ke handai taulan.

Rabu, 10 Maret 2010

Untitle


Kau belum pernah hadir dalam sketsa mimpiku
Namun kau sudah tercatat sebagai belahan jiwaku,
jauh sebelum kita terlahir ke dunia
Aku tak mengenalmu
Begitu juga kau yang belum tentu mengenalku
Namun aku percaya, kau titipan Allah untukku.

Kelebihanmu, mendecak kekaguman dalam hati,
memaksaku tuk melafadzkan tahmid cinta
Kekuranganmu, cermin bagiku
yang membuatku sadar, kita hanyalah manusia biasa
yang punya salah dan alpa

Aku tak memilihmu, namun Allah yang pilihkan dirimu untukku
Maka, mari kita sinergikan potensi, lejitkan semangat
dan ciptakan karya-karya bersama
Hingga saatnya kelak..
Lahirkan generasi robbani yang cinta Al-Quran
kita berjuang tuk membina generasi pembaharu
yang nafasnya dzikir, lafadznya quran, akhlaqnya Rasulullah
tidurnya ibadah, hidupnya ma'rifat, matinya syahid

Tulang rusukku,
Sewaktu Mitsaaqon Ghalida itu terucap
Bantu aku menjadi imam yang adil dan penuh cinta kasih,
untuk bahtera yang kita kembangkan,
untuk ikatan yang kita jalin
Semoga keberkahan pada awal dan prosesnya,
begitu juga keberkahan pada penghujungnya

Kuingin bersamamu hingga akhir waktu,
sampai kita dipersatukan kembali di jannah-Nya
dalam lautan cinta abadi yang hakiki
di akhirat nanti...

Setulus hati,
dari belahan jiwamu

Senin, 22 Februari 2010

Mencari Ainul Mardhiyah

Assalamu'alaikum.
Berikut ini adalah sebuah kisah yang menggambarkan akan besarnya cinta seorang hamba kepada Rabbnya. Semoga bermanfaat.

Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi'i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111.

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka". Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan surga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan surga."

Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.

Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu.
Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."

Jumat, 12 Februari 2010

Muhasabah Pejuang Dakwah

Assalamu'alaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim....
Kepada kalian yang mempertautkan hati di jalan dakwah ....
Kepada kalian yang menjalin ikatan kasih dalam indahnya ukhuwah ....
Kepada kalian yang merindukan tegaknya syari’ah ....
Kepada kalian, ana tulis sebuah surat cinta ....
Karena bersama kalian ku temukan cinta di jalan dakwah ....
Kasih dalam jihad fi sabilillah ....
Uhibbukum FILLAH …. LILLAH ….

Teruntuk para aktivis dakwah,

Dakwah berdiri di atas aqidah yang kokoh, ibadah dan ilmu yang shohih, niat yang lurus, dan iltizam yang kuat
Dakwah adalah proyek besar membangun peradaban umat
Dakwah adalah jalan yang sukar dan terjal
Dakwah adalah jalan yang sangat panjang
Dakwah penuh dengan gangguan, cobaan, dan ujian
Dakwah bukan jalan yang ditaburi bunga dan wewangi kesturi
Dakwah butuh komitmen yang kuat dari pengembannya
Dakwah memerlukan kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil, tanpa putus asa, dan putus harapan
Dakwah butuh pengorbanan dan kesungguhan
Dakwah butuh kesabaran dan keistiqomahan

Teruntuk para pejuang,

Sudah teguhkah azzam yang kau pancang ???
Benarkah perjuanganmu karena ALLAH ???
Mundurlah, dan luruskan kembali niatmu, jika:
Nafsu masih merajaimu
Kilauan permata masih menyilaukanmu
Kesenangan dunia masih melenakanmu
Syaithan masih bersarang di dadamu dan menjadi teman setiamu
Kenikmatan semu masih membuaimu dan menutup mata batinmu
Percayalah, semua itu adalah keindahan sesaat yang akan menggoyahkan tekadmu. Allah Azza Wa Jalla sengaja ciptakan itu sebagai ujian bagimu!
Berbahagialah jika kau menjadikan Allah ‘Azza wa Jalla sebagai tujuan akhirmu, puncak kerinduanmu. Dan jadilah antum sebagai orang-orang yang beruntung!

Untuk jiwa-jiwa yang merindukan kemenangan
Untuk setiap diri yang mengaku sholih
Untuk mereka yang mengajak kepada jalan yang lurus
Untuk mereka yang saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan

Isyarat Tangan Ketika Tasyahud

Assalamu'alaikum wr.wb.
Terkadang sering kita jumpai ketika salat,terutama ketika duduk tasyahud, ada beberapa orang yang menggerak-gerakkan jari telunjuknya sebagai isyarat dan ada yang tidak. berikut akan saya bahas pendapat empat mazhab tentang isyarat tangan ketika tasyahud. Tapi sebelum menjelaskan isyarat tangan pada sifat duduk tasyahud di dalam shalat, perlu dipahami bahwa sifat duduk tasyahud dalam shalat oleh para ulama pada kitab-kitab fiqh dihukumi sunnah dan bukan merupakan kewajiban atau pun rukun, sehingga mudah-mudahan pembahasan ini tidak menjadikan renggangnya ukhuwah Islamiyah diantara umat Islam.

Menurut mazhab Hanafi, ketika duduk tasyahud disunahkan untuk meletakkan kedua tangan diatas kedua paha, dan mensejajarkan ujung jari dengan lutut. jari-jemari tangan kanan tidak digenggamkan,hanya saja ketika membaca syahadat, jari telunjuk ditegangkan,sedang jari-jari lain tetap terbentang namun tidak ditegangkan. Pendapat ini berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar ra, ketika ia ditanya, "Bagaiman engkau melihat Rasulullah melakukannya ?" Ia menjawab,
"Begini, beliau menegakkan kaki kanannya, dan menidurkan yang kiri dan menaruh tangan kanannya pada paha kanannya, dan tangan kirinya diatas paha kirinya, dan menunjuk dengan telunjuknya". (HR. Muslim)
dan juga berdasrkan hadits yang diriwayatkan dari 'Abdullah bin Az-Zubair ra,
"Jika Rasulullah duduk tasyahud, beliau menaruh tangan kanannya di atas paha kanannya, dan tangan kirinya di atas paha kirinya, dan beliau menegakkan jari telunjuknya, dan pandangannya tidak terlepas dari melihat isyarat jari tadi". (HR. Ahmad,Muslim dan an-Nasa'i)

Menurut mazhab Maliki, jari jemari digenggamkan kecuali telunjuk dan ibu jari, dan jari telunjuk ditegangkan seraya digerak-gerakkan ke kanan dan ke kiri dengan gerakkan yang sedang-sedang saja. Pendapat ini berdasrkan hadits yang diriwiwayatkan dari Wail bin Hijr ra,
"Nabi shallahu ‘alaihi wasallam menggenggamkan jari jemarinya hingga membentuk lingkaran, dan menunjuk dengan telunjuknya. Kemudian beliau mengangkat sebuah jarinya dan aku melihatnya beliau menggerakkannya seolah berdoa dengannya".(HR.Ahmad)

Sedangkan menurut mazhab Syafi'i, beliau menggenggamkan jari jarinya, dan meluruskan telunjuknya, dan menegangkannya tanpa menggerak-gerakkannya sampai beliau bangkit berdiri pada tasyahud pertama atau sampai beliau mengucapkan salam di duduk tasyahud akhir. pendapat ini berdasarkan jadits yang diriwayatkan dari Numair al-Khuza'i ra, ia berkata,
"Aku melihat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam mengangkat jari telunjuknya, dan agak menundukkan telunjuknya tadi ketika berdoa". (HR. Ahmad, Abu Daud, dengan isnad yang jayyid)

Sedangkan menurut mazhab Hanbali, memberikan isyarat dengan jari telunjuknya seraya menggerakkannya setiap kali ada lafaz Jalalah (lafaz Allah) yang dibaca. Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Zubair ra,
"Sesungguhnya Nabi shallahu ‘alaihi wasallam memberikan isyarat dengan jari telunjuknya ketika berdoa dan tidak menggerak- gerakkannya". (HR. Abu Daud dengan Isnad yang sahih)

Wallahu a’lam bish-shawab
Afwan katsiran. Jazaakumullah bi ahsanil-kiram

Wassalamu’laykum wr.wb.

Peristiwa Subuh

Assalamu’alaykum wr.wb.

Ramadhan kali ini saya menempati kosan baru,ya letakanya tidak terlalu jauh dari kosan lama. setiap subuh selalu saya usahakan untuk shalat subuh berjamaah di masjid dekat kosan saya tersebut. ya masjidnya tidak terlalu besar sih,tapi cukuplah untuk menampung limapuluh jemaah. ada satu hal menarik(dan mengingatkan saya) setipa kali salat subuh disitu. hal itu bukan pada bangunan masjidnya atau imamnya, tapi salah satu jemaah di masjid itu. ada seorang pria yang (maaf) memiliki kekurangan pada kakinya, sehingga membuatnya terpaksa memakai penyangga kaki (saya sendiri kurang tahu apa penyebanya,karena kecelakaan atau sakit). tapi terlepas dari itu hal yang menarik buat saya adalah kegigihannya untuk berusaha ikut salat subuh berjamaah. setiap kali salat subuh berjamaah akan dimulai selalu kudengar suara langkah kakinya dan bunyi derap penyangga kakinya tergesa-gesa supaya tidak ketinggalan salat berjamaah. tampak sedikit kesusahan, namun hal ini tidak mengghalangiya untuk shalat subuh berjamaah di mesjid.Subhanallah luar biasa,cukuplah bagi dia Allah yang menilainya.

Hal ini menyindir saya (mungkin termasuk anda juga),kita yang diberi kemampuan, kondisi tubuh yang sehat, tapi terkadang kita sering mengeyampingkan untuk salat subuh berjamaah di masjid. padahal Rasulullah SAW pernah bersabada “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik daripada shalat shubuh dan isya, dan andaikan mereka mengetahui pahalanya tentu mereka akan medatanginya meskipun dengan merangkak-rangkak.”(HR. Bukhari, Muslim)

Empuknya kasur,dinginnya udara pagi,kondisi tubuh yang sedang penat,seringkali kita jadikan pembelaan untuk tidak salat subuh berjamaah di masjid, atau bahkan meninggalkan salat tersebut, naudzubillah.

Semoga ini dapat menjadi pengingat kita,untuk selalu mensyukuri nikmat yang kita miliki saat ini, sebelum kita kehilanggannya.dan wujudkan syukur tersebut dengan tidak lupa untuk meyembah Allah dan berzakat di jalan-Nya. ingat lima perkara sebelum lima perkara lain datang. namun jika satu dari lima perkara lain telah datang,tetaplah bersyukur karena kita masih memiliki empat perkara lainnya.

Wallahu a’lam bish-shawab
Afwan katsiran. Jazaakumullah bi ahsanil-kiram

Wassalamu’laykum wr.wb.

Jika Rasulullah datang kerumahmu

Jika Rasulullah datang kerumah mu untuk meluangkan waktu sehari dua hari bersama mu, tanpa kabar apa-apa sebelumya, apakah yang akan kamu lakukan untuknya???

Akankah kau sembunyikan buku duniamu, lalu kau keluarkan dengan cepat kitab hadist di rak buku?

Atau akankah kau sembunyikan majalah-majalahmu, dan kau hiasi mejamu dengan Al Qur'an yang telah berdebu?

Akankah kau masih menonton film dan sinetron di tv, atau dengan cepat kau matikan sebelum beliau melihatnya?

Maukah kau mengajak beliau berkunjung ke tempat-tempat yang biasa kau datangi, ataukah dengan cepat rencanamu kau ganti?

Akankah kau bahagia jika Rasulullah memperpanjang kunjungannya, atau kau malah tersiksa karena banyak yang kau sembunyikan dari beliau?

Jika Rasulullah tiba-tiba ingin menyaksikan, akankah kau mengerjakan pekerjaan sehari-hari yang biasa kau lakukan? Akankah kau berkata-kata seperti apa yang sehari-hari kamu katakan? Akankah kau jalankan sewajarnya hidupmu seperti halnya jika beliau tidak berkunjung ke rumahmu?

Sangat menarik untuk tau, apa yang akan kita lakukan.. jika Rasulullah datang dan mengetuk pintu rumah kita.