Sabtu, 03 April 2010

Ingin ku mencintai-Mu

Ya Allah
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu.

Kajian demi kajian tarbiyah kupelajari, untai demi untai kata para ustadz kuresapi.Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang muhabbah orang shalih, tentang kerinduan para syuhada. Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam, kutumbuhkan dalam mimpi idealisme yang mengawang di awan.
Tapi Rabbi…Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu, tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu, aku makin merasakan gelisahku memadai dalam cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang. Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku….Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku. Dengan segala kelemahanku.

Ilaahi aku tak sanggup mencintai-Mu dengan kesabaran menanggung derita.Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa. Karena itu ijinkan aku mencintai-Mu melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu, atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku.

Rabbii,aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu bagi diri dan keluarganya. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo hartanya demi jihad. Atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu.

Ijinkan aku mencintai-Mu, melalui 100-500 perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada makanan-makanan yang terkirim ke handai taulan.