Senin, 27 Juni 2011

Ke arah persatuan gerakan islam


“Keanggotaan seseorang dalam satu organisasi islam bukanlah pengganti persaudaraan islam. Dan keluarnysa seseorang dari organisasi islam bukanlah penggugur persaudaraan islam”.-Fathi Yakan.

Setelah runtuhnya ke khalifahan Turki Ustmani pada 1924 M, muncullah banyak gerakan/harakah (atau bisa juga disebut jama’ah ) yang bertujuan ingin menyadarkan kembali untuk memperbaiki keadaan umat islam. Kondisi umat islam saat itu (hingga sekarang) memang sedang terpuruk. Jumlahnya bisa dikatakan tidak sedikit, namun kita tidak lebih dari sekedar buih di laut yang dmudah hancur. Banyak umat islam yang bahkan asing dengan ajaran agamanya sendiri. Oleh karena itulah, munculah beberapa gerakan tersebut.

 Jika memang memiliki tujuan yang sama , kenapa gerakan tersebut tidak bergerak bersama dibawah satu bendera ? Perbedaan pendapat (ikhtilaf) dalam merumuskan metode (manhaj) yang pas inilah yang menjadi salah satu factor penyebabnya. Ikhtilaf ini muncul karena perbedaan sudut pandang mengenai suatu masalah, baik masalah alamiah maupun masalah amaliah. Contoh dalam masalah alamiah adalah perbedaan pendapat menyangkut cabang-cabang syariat dan beberapa masalah aqidah yang tidak menyentuh prinsip-prinsip yang pasti. Sedangkan masalh alamiah contohnya adalah perbedaan mengenai sikap-sikap politik  dan pengambilan keputusan  atas berbagai masalah sebagai akibat dari perbedaan sudut pandang, kelengkapan data dan informasi, pengaruh-pengaruh lingkungan dan zaman.

Rabu, 22 Juni 2011

Kasus Ruyati:Tragedi Ketidakpedulian Pemerintah Terhadap TKI

“As a country that sends workers abroad, Indonesia also made a strong international appeal to employers to keep all their workers, in spite of the difficult times. And we closely coordinated with host countries, to ensure the continued employment of our migrant workers. I extend our gratitude to host Governments , who have tried their best to be helpful to migrant workers in their countries”. –Susilo Bambang Yudhoyono.
Ironi,mungkin begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan realita yang terjadi di lapangan. Betapa tidak,petikan pidato tersebut disampikan SBY dalam Sidang International Labour Organization 14 Juni lalu,empat hari sebelum seorang TKW asal Indonesia, Ruyati binti Satubi, dijatuhi hukuman pancung di Saudi Arabia atas tuduhan perlakuan pembunuhan terhadap majikannya.

Selasa, 21 Juni 2011

Arkanul Bai'ah

Yang dimaksud dengan Arkanul Bai’ah disini adalah rukun-rukun bai’at yang dikumpulkan oleh Imam Hasan Al Banna kepada mujahidin dari Ikhwanul Muslimin yang tercantum dalam Risalah Ta’lim Wal Usar. Risalah ini ditulis oleh Imam Hasan Al Banna ditengah-tengah perpecahan yang terjadi dalam gerakan-gerakan sebagai Islah atau reformasi kembali untuk menyatukan semua kaum muslimin. Setalah ke khalifahan Turki Ustmani runtuh muncul banyak gerakan/jamaah untuk kembali memperbaiki keadaan umat Islam. Namun sayangnya banyak dari gerakan ini bersifat parsial dal melakukan gerakan perbaikan dan antara satu gerakan dan gerakan lain sering tidak akur dan saling menjatuhkan,mempermasalahkan perbedaan yang sedikit dan sifatnya furu’ dan ikhtilaf,daripada sekian banyak persamaan yang dimiliki. Didasari oleh realitas itulah,maka Imam Hasan Al Banna memformulasikan suatu kerangka berpikir untuk menyatukan semua gerakan penyadaran umat ini untuk bahu-membahu. Risalah ini ditulis Imam Hasan Al Banna pada tahun 1943 M. risalah ini termasuk risalah yang terpenting yang ditulis oleh beliau. Bahkan Ustadz Abdul Halim Mahmud menganggapnya sebagai puncak dan intisari dari semua risalah yang beliau tulis. Risalah ini berisi strategi jamaah Ikhwan dalam tarbiyah dan pembentukan kader. Juga berisi tentang tujuan-tujuan dakwah dan perangkat untuk mencapai tujuan tersebut. Imam Hasan Al Banna menulis risalah ini untuk para ikhwan yang tulus, para mujahdi atau yang disebut dengan kader inti Ikhwan. Dimana gaya bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa Instruksi untuk beramal, bukan sekadar pembicaraan.
Di awal dari Risalah ini,Imam Hasan Al Banna mengatakan “Rukun Bai’at kita ada sepuluh, hafalkanlah… “. Dari kalimat pembuka tersebut,ada tiga kata yang menjadi perhatian. Yaitu Arkan,Bai’at dan Infazuha (hafalkanlah).

Catatan Seorang Mahasiswa

Setalah kemerdekaan tercapai,kenyataan menunjukan bahwa kita masih jauh dari tujuan.Kita melihat dengan penuh kecemasan,bahwa pemimpin negara dan pemerintahan saat ini telah membawa bangsa dan negara pada keadaan yang amat mengkhawatirkan. Diktator golongan dan perseorangan,bukan lagi bahaya yang mengancam diambang pintu,tetapi telah menjadi suatu kenyataan. Cara-cara kebijaksanaan negara dan pemerintahan bukan saja bertentangan dengan asas-asas kerakyatan dan hikmah musyawarah,bahkan menindasnya.Jelas sudah bagi kita bahwa istilah demokrasi,hanya dipakai sebagai topeng belaka,justru untuk menindas dan menumpas asas-asas demokrasi itu sendiri.

Sekarang kesejahteraan makin jauh dari kenyataan, harga-harga makin membumbung,rakyat miskin makin menderita,dan kaum-kaum kapitalis makin lahap memakan rakyat. Disaat seperti inilah,mahasiswa seharusnya bertindak,berbuat sesuatu. Bidang seorang sarjana adalah berpikir,dan mencipta yang baru. Mereka harus bisa bebas ditengah arus masyarakat yang kacau,tetapi mereka tidak boleh lepas dari fungsi sosialnya,yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya,apabila keadaan telah mendesak. Mahasiswa yang terus diam,ditengah keadaan yang terus mendesak,telah melunturkan semua rasa kemanusiaannya. Ketika soeharto makin membuas dalam menancapkan kekuasaannya, maka mahasiswa kelompok penentang mulai berani berkata"tidak". Mereka punya keberanian untuk berkata tidak. Mereka,walau masih muda,berani menentang pemimpin-pemimpin tua yang korup,rezim Soeharto. Bahwa pada akhirnya beberapa orang dari mereka mati , itu bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tiada indahnya kematian mereka, tetapi apa yang lebih puitis,selain bicara tentang kebenaran.

Siapa yang bertanggung jawab akan penderitaan ini? Mereka generasi tua. Semuanya pemimpin-pemimpin korup yang harus digantung mati,di depan mata rakyat Indonesia.Kini sudah tiba saatnya bagi patriot Indonesia untuk bangkit menggalang kekuatan dan bertindak menyelamatkan bagsa dari jurang malapetaka.Kokohkan idelalisme kebenaran dan keadilan,perkuat kapasitas. pertajam hati nurani,agar dapat merekam situasi yang terjadi di sekitar. atau selamanya Indonesia akan berada dalam lingkaran setan. dipimpin oleh generasi bodoh yang hanya mengedepankan perut dan syahwat. Dan selamanya rakyat Indonesia akan hidup dalam kebodohan dan penderitaan.

Senin, 20 Juni 2011

SBY dan Pengangguran di Singapura (just joke :) )


Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, berkunjung ke Indonesia. Di pelabuhan udara, Presiden SBY menyambutnya gembira, kemudian duduk bersama di dalam mobil kehormatan. Selama di perjalanan, dengan bangga SBY menunjuk kepada ribuan orang yang berdiri di pinggir jalan, yang telah dipersiapkan sebelumnya, sambil mengibar-ngibarkan bendera Singapura dan Indonesia. Tapi Lee mengerutkan keningnya.
 "Banyak sekali pengangguran di negara Anda," kata Lee Hsien loong, "Di negara kami tak seorang pun mau membuang-buang waktunya seperti itu. Mereka bekerja, dan tak punya waktu berdiri di pinggir jalan."

 Mendongkol hati SBY mendengarkannya. Begitu Lee pulang, ia menyusun rencana untuk berkunjung ke Singapura, ingin membuktikan apakah benar tak ada pengangguran di Singapura. Beberapa hari kemudian, SBY dan rombongan tiba di Singapura. Lee Hsien Loong menyambutnya di pelabuhan udara dan bersama-sama menuju istana negara. Di sepanjang jalan, tak seorangpun yang berdiri di pinggir jalan menyambut mereka.
 "Anda lihat," celetuk Lee, "Tak ada yang menganggur." 

 Keesokan harinya, SBY bersama ajudannya mengelilingi kota di Singapura. Tak seorang pun penganggur yang mereka temui. Setelah beberapa hari mencari dengan sia-sia, akhirnya mereka bermaksud pulang kembali ke Indonesia. Dengan ditemani Lee mereka menuju pelabuhan udara. Tiba-tiba, tampak seorang lelaki duduk termenung di pinggir jalan.

 "Itu dia!" teriak SBY, "Kita berhasil menemukannya seorang!" Dia menyuruh ajudannya menghampiri orang tersebut. Tak lama kemudian ajudannya kembali sambil berlari-lari. "Pak...Pak!  teriaknya, Dia NAZARUDDIN Pak, orang kita juga!"

Sabtu, 18 Juni 2011

Belajar Kejujuran dari Ny.Siyami

“Lebih baik saya diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”-Soe Hok Gie

Kata-kata diatas memang terdengar Idealis dan putitis. Namun akan nampakanya akan sangat sulit jika harus diterapkan di kehidupan nyata sehari-hari. Apalagi dalam masa sekarang ini. Agaknya peristiwa yang dialami Ny. Siami dan anaknya Alif menjadi pembelajaran buat kita,betapa mahalnya kejujuran itu. Hanya karena membocorkan scenario pencotekan masal yang terjadi di SDN Gadel II,tempat sekolah anaknya Alif, beliau dan keluaraganya terpaksa harus diusir dari rumahnya. Pengusiran sendiri dilakukan oleh para orang tua murid SDN Gadel II yang merasa tindakan yang dilakukan Ny.Siami akan mengakibatkan diberlakukannya ujian ulang bagi anaknya. Ya, mayoritas orang tua disana lebih khawatir terhadap kondisi Nilai Akademis yang didapat anaknya,daripada kondisi Nilai Moral anaknya yang sudah mulai terdegradasi.

Bidang seorang pengajar adalah mendidik. Mendidik dalam artian umum. Bukan hanya untuk permasalahan akademik. Sekolah atau lembaga pendidikan selaku lembaga tempat penaungan pengajar, harusnya mampu menfasilitasi adanya pendidikan moral bagi anak didiknya. Karena moral dan akademis adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Apa jadinya seorang cendekia, jika dia tidak memiliki moral yang bagus. Tidak lain ilmu yang dimilkinya hanya akan menyebabkan bencana bagi sesama, karena mengejar kepentingan pribadi. Sejatinya ilmu ada untuk menciptakan kemaslahatan bagi semua manusia,bukan malah bencana. Itulah sebabnya diperlukan pembekalan pendidikan moral, agar generasi penerus yang dicetak dari sebuah lemabaga pendidikan bukanlah manusia yang cerdas secara pengetahuan,  tapi buruk secara perangai.

 

Rasulullah SAW pernah bersabda, “katakanlah kebenaran,walupun pahit yang kau dapat”.  Ya, memang harga kejujuran sekarang makin mahal. Karena itulah tidak semua orang bisa melakukannya. Dan kami salut padamu Ny. Siami. Semoga perjuanganmu sekarang akan mendapat balasan yang indah kelak.

 

“Ya Allah, jika melaksanakan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu dianggap sebagai tindakan yang raj’I (kolot/kuno), maka hidupkanlah aku bersama orang-orang raj’I, dan matikanlah aku bersama orang-orang raj’I”. –doa ulama salaf

Senin, 13 Juni 2011

Manifesto politik Turki:kemenangan partai islam di negeri sekuler


Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
“Kita berlayar dalam lautan yang bernama demokrasi, tapi di kapal kita tidak air yang bernama demokrasi” - anonym

Pemilu 12 Juni 2011 di Turki kemarin kembali melahirkan sebuah sejarah fenomenal. Partai Keadilan dan Pembangunan atau AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi), memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya berturut-turut dengan perolehan suara yang cukup signifikan daripada perkiraan hasil survey, dan kembali mengantarkan pemimpin partai tersebut Recep Tayyip Erdogan untuk menjadi Perdana Menteri Turki. Ya,perolehan suara AKP mengalami kenaikan dari dua pemilu sebelumnya yaitu 34,43% pada pemilu 2002, menjadi 46,47% pada pemilu 2007, lalu 49,85% pada pemilu 2011.  Didukung 21.441.303 suara, AKP berhasil mendapatkan 326 kursi parlemen. Dengan 59,3% kursi yang dimiliki AKP ini, AKP bisa kembali membangun pemerintahan tanpa perlu koalisi. Namun demikian, Erdogan tetap membuka kesempatan untuk berkoalisi dengan partai lainnya.

Setidaknya ada beberpa faktor yang menyebabkan kemenangan AKP. Yang pertama adalah kinerja nyata yang berhasil diwujudkan AKP selama memimpin. Dibawah pimpinan Erdogan, perekonomian Turki mengalami kebangkitan. Sejak memipin pada tahun 2002, Erdogan langsung memulai reformasi ekonomi untuk mengeluarkan negara tersebut dari krisis. Dalam aspek perekonomian, Turki kini menjadi kekuatan yang diperhitungkan di sekelilingnya. Produk Domestik Bruto Turki mencapai triliyunan dolar sehingga ia menjadi negara ke 16 dalam kekuatan ekonomi dunia. Di tahun 2020, Turki berencana menjadi peringkat 10 dunia. Pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 9% pertahunnya menjadikkan Turki sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua dalam forum Negara Maju G-20, setelah China.

Di Eropa sendiri, Turki adalah negara ke-7 dalam kekuatan ekonomi. Ini menyebabkan ekspor Turki ke dunia Arab meningkat lima kali lipat pada tahun 2003 hingga sekarang (dari 5 milyar menjadi 27 milyar dolar). Nilai ekspornya ke dunia Islam meningkat dari 11 dolar menjadi 60 milyar dolar. Jumlah hutang turki ke bank dunia pun juga mengalami penurunan tiap tahunnya. Diprediksi pada tahun 2015 Turki telah terlepas dari beban hutang tersebut.

Berangkat dari kekuatan ekonomi yang terus bertumbuh dan kekuatan militer yang juga tampak meningkat dari beberapa latihan yang digelarnya, kini Turki menjadi salah satu dari tiga pilar stabilitas dan kemajuan Timur Tengah.

Selain perbaikan ekonomi, perlahan tapi pasti, Erdogan dan pemerintahannya pun mulai melakukan perbaikan kultural umat islam. Meskipun tidak secara revolusioner, pelan-pelan praktik keislaman dalam ranah publik telah berhasil. Mulai dari pendidikan Islam di sekolah, pemakaian jilbab, dan sebagainya. Sekulersime yang ditanamkan selama beberapa dekade dan kekuatan militer sebagai penjaga anti Islam mulai runtuh.

Pencapaian inilah yang setidaknya membuat masysarakat Turki untuk tetap setia pada AKP. Memang dalam ranah politik praktis ini, masyarakat tidak melihat seberapa hebat idealism kita, atau seberapa hebat kemampuan retorika kita. Tapi masyarakat melihat apa yang bisa kita berikan bagi mereka secara nyata. Dan inilah yang berhasil diwujudkan AKP.