Senin, 22 Februari 2010

Mencari Ainul Mardhiyah

Assalamu'alaikum.
Berikut ini adalah sebuah kisah yang menggambarkan akan besarnya cinta seorang hamba kepada Rabbnya. Semoga bermanfaat.

Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi'i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111.

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka". Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan surga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan surga."

Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.

Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu.
Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."

Jumat, 12 Februari 2010

Muhasabah Pejuang Dakwah

Assalamu'alaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim....
Kepada kalian yang mempertautkan hati di jalan dakwah ....
Kepada kalian yang menjalin ikatan kasih dalam indahnya ukhuwah ....
Kepada kalian yang merindukan tegaknya syari’ah ....
Kepada kalian, ana tulis sebuah surat cinta ....
Karena bersama kalian ku temukan cinta di jalan dakwah ....
Kasih dalam jihad fi sabilillah ....
Uhibbukum FILLAH …. LILLAH ….

Teruntuk para aktivis dakwah,

Dakwah berdiri di atas aqidah yang kokoh, ibadah dan ilmu yang shohih, niat yang lurus, dan iltizam yang kuat
Dakwah adalah proyek besar membangun peradaban umat
Dakwah adalah jalan yang sukar dan terjal
Dakwah adalah jalan yang sangat panjang
Dakwah penuh dengan gangguan, cobaan, dan ujian
Dakwah bukan jalan yang ditaburi bunga dan wewangi kesturi
Dakwah butuh komitmen yang kuat dari pengembannya
Dakwah memerlukan kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil, tanpa putus asa, dan putus harapan
Dakwah butuh pengorbanan dan kesungguhan
Dakwah butuh kesabaran dan keistiqomahan

Teruntuk para pejuang,

Sudah teguhkah azzam yang kau pancang ???
Benarkah perjuanganmu karena ALLAH ???
Mundurlah, dan luruskan kembali niatmu, jika:
Nafsu masih merajaimu
Kilauan permata masih menyilaukanmu
Kesenangan dunia masih melenakanmu
Syaithan masih bersarang di dadamu dan menjadi teman setiamu
Kenikmatan semu masih membuaimu dan menutup mata batinmu
Percayalah, semua itu adalah keindahan sesaat yang akan menggoyahkan tekadmu. Allah Azza Wa Jalla sengaja ciptakan itu sebagai ujian bagimu!
Berbahagialah jika kau menjadikan Allah ‘Azza wa Jalla sebagai tujuan akhirmu, puncak kerinduanmu. Dan jadilah antum sebagai orang-orang yang beruntung!

Untuk jiwa-jiwa yang merindukan kemenangan
Untuk setiap diri yang mengaku sholih
Untuk mereka yang mengajak kepada jalan yang lurus
Untuk mereka yang saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan

Isyarat Tangan Ketika Tasyahud

Assalamu'alaikum wr.wb.
Terkadang sering kita jumpai ketika salat,terutama ketika duduk tasyahud, ada beberapa orang yang menggerak-gerakkan jari telunjuknya sebagai isyarat dan ada yang tidak. berikut akan saya bahas pendapat empat mazhab tentang isyarat tangan ketika tasyahud. Tapi sebelum menjelaskan isyarat tangan pada sifat duduk tasyahud di dalam shalat, perlu dipahami bahwa sifat duduk tasyahud dalam shalat oleh para ulama pada kitab-kitab fiqh dihukumi sunnah dan bukan merupakan kewajiban atau pun rukun, sehingga mudah-mudahan pembahasan ini tidak menjadikan renggangnya ukhuwah Islamiyah diantara umat Islam.

Menurut mazhab Hanafi, ketika duduk tasyahud disunahkan untuk meletakkan kedua tangan diatas kedua paha, dan mensejajarkan ujung jari dengan lutut. jari-jemari tangan kanan tidak digenggamkan,hanya saja ketika membaca syahadat, jari telunjuk ditegangkan,sedang jari-jari lain tetap terbentang namun tidak ditegangkan. Pendapat ini berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar ra, ketika ia ditanya, "Bagaiman engkau melihat Rasulullah melakukannya ?" Ia menjawab,
"Begini, beliau menegakkan kaki kanannya, dan menidurkan yang kiri dan menaruh tangan kanannya pada paha kanannya, dan tangan kirinya diatas paha kirinya, dan menunjuk dengan telunjuknya". (HR. Muslim)
dan juga berdasrkan hadits yang diriwayatkan dari 'Abdullah bin Az-Zubair ra,
"Jika Rasulullah duduk tasyahud, beliau menaruh tangan kanannya di atas paha kanannya, dan tangan kirinya di atas paha kirinya, dan beliau menegakkan jari telunjuknya, dan pandangannya tidak terlepas dari melihat isyarat jari tadi". (HR. Ahmad,Muslim dan an-Nasa'i)

Menurut mazhab Maliki, jari jemari digenggamkan kecuali telunjuk dan ibu jari, dan jari telunjuk ditegangkan seraya digerak-gerakkan ke kanan dan ke kiri dengan gerakkan yang sedang-sedang saja. Pendapat ini berdasrkan hadits yang diriwiwayatkan dari Wail bin Hijr ra,
"Nabi shallahu ‘alaihi wasallam menggenggamkan jari jemarinya hingga membentuk lingkaran, dan menunjuk dengan telunjuknya. Kemudian beliau mengangkat sebuah jarinya dan aku melihatnya beliau menggerakkannya seolah berdoa dengannya".(HR.Ahmad)

Sedangkan menurut mazhab Syafi'i, beliau menggenggamkan jari jarinya, dan meluruskan telunjuknya, dan menegangkannya tanpa menggerak-gerakkannya sampai beliau bangkit berdiri pada tasyahud pertama atau sampai beliau mengucapkan salam di duduk tasyahud akhir. pendapat ini berdasarkan jadits yang diriwayatkan dari Numair al-Khuza'i ra, ia berkata,
"Aku melihat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam mengangkat jari telunjuknya, dan agak menundukkan telunjuknya tadi ketika berdoa". (HR. Ahmad, Abu Daud, dengan isnad yang jayyid)

Sedangkan menurut mazhab Hanbali, memberikan isyarat dengan jari telunjuknya seraya menggerakkannya setiap kali ada lafaz Jalalah (lafaz Allah) yang dibaca. Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Zubair ra,
"Sesungguhnya Nabi shallahu ‘alaihi wasallam memberikan isyarat dengan jari telunjuknya ketika berdoa dan tidak menggerak- gerakkannya". (HR. Abu Daud dengan Isnad yang sahih)

Wallahu a’lam bish-shawab
Afwan katsiran. Jazaakumullah bi ahsanil-kiram

Wassalamu’laykum wr.wb.

Peristiwa Subuh

Assalamu’alaykum wr.wb.

Ramadhan kali ini saya menempati kosan baru,ya letakanya tidak terlalu jauh dari kosan lama. setiap subuh selalu saya usahakan untuk shalat subuh berjamaah di masjid dekat kosan saya tersebut. ya masjidnya tidak terlalu besar sih,tapi cukuplah untuk menampung limapuluh jemaah. ada satu hal menarik(dan mengingatkan saya) setipa kali salat subuh disitu. hal itu bukan pada bangunan masjidnya atau imamnya, tapi salah satu jemaah di masjid itu. ada seorang pria yang (maaf) memiliki kekurangan pada kakinya, sehingga membuatnya terpaksa memakai penyangga kaki (saya sendiri kurang tahu apa penyebanya,karena kecelakaan atau sakit). tapi terlepas dari itu hal yang menarik buat saya adalah kegigihannya untuk berusaha ikut salat subuh berjamaah. setiap kali salat subuh berjamaah akan dimulai selalu kudengar suara langkah kakinya dan bunyi derap penyangga kakinya tergesa-gesa supaya tidak ketinggalan salat berjamaah. tampak sedikit kesusahan, namun hal ini tidak mengghalangiya untuk shalat subuh berjamaah di mesjid.Subhanallah luar biasa,cukuplah bagi dia Allah yang menilainya.

Hal ini menyindir saya (mungkin termasuk anda juga),kita yang diberi kemampuan, kondisi tubuh yang sehat, tapi terkadang kita sering mengeyampingkan untuk salat subuh berjamaah di masjid. padahal Rasulullah SAW pernah bersabada “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik daripada shalat shubuh dan isya, dan andaikan mereka mengetahui pahalanya tentu mereka akan medatanginya meskipun dengan merangkak-rangkak.”(HR. Bukhari, Muslim)

Empuknya kasur,dinginnya udara pagi,kondisi tubuh yang sedang penat,seringkali kita jadikan pembelaan untuk tidak salat subuh berjamaah di masjid, atau bahkan meninggalkan salat tersebut, naudzubillah.

Semoga ini dapat menjadi pengingat kita,untuk selalu mensyukuri nikmat yang kita miliki saat ini, sebelum kita kehilanggannya.dan wujudkan syukur tersebut dengan tidak lupa untuk meyembah Allah dan berzakat di jalan-Nya. ingat lima perkara sebelum lima perkara lain datang. namun jika satu dari lima perkara lain telah datang,tetaplah bersyukur karena kita masih memiliki empat perkara lainnya.

Wallahu a’lam bish-shawab
Afwan katsiran. Jazaakumullah bi ahsanil-kiram

Wassalamu’laykum wr.wb.

Jika Rasulullah datang kerumahmu

Jika Rasulullah datang kerumah mu untuk meluangkan waktu sehari dua hari bersama mu, tanpa kabar apa-apa sebelumya, apakah yang akan kamu lakukan untuknya???

Akankah kau sembunyikan buku duniamu, lalu kau keluarkan dengan cepat kitab hadist di rak buku?

Atau akankah kau sembunyikan majalah-majalahmu, dan kau hiasi mejamu dengan Al Qur'an yang telah berdebu?

Akankah kau masih menonton film dan sinetron di tv, atau dengan cepat kau matikan sebelum beliau melihatnya?

Maukah kau mengajak beliau berkunjung ke tempat-tempat yang biasa kau datangi, ataukah dengan cepat rencanamu kau ganti?

Akankah kau bahagia jika Rasulullah memperpanjang kunjungannya, atau kau malah tersiksa karena banyak yang kau sembunyikan dari beliau?

Jika Rasulullah tiba-tiba ingin menyaksikan, akankah kau mengerjakan pekerjaan sehari-hari yang biasa kau lakukan? Akankah kau berkata-kata seperti apa yang sehari-hari kamu katakan? Akankah kau jalankan sewajarnya hidupmu seperti halnya jika beliau tidak berkunjung ke rumahmu?

Sangat menarik untuk tau, apa yang akan kita lakukan.. jika Rasulullah datang dan mengetuk pintu rumah kita.