Jumat, 12 Februari 2010

Peristiwa Subuh

Assalamu’alaykum wr.wb.

Ramadhan kali ini saya menempati kosan baru,ya letakanya tidak terlalu jauh dari kosan lama. setiap subuh selalu saya usahakan untuk shalat subuh berjamaah di masjid dekat kosan saya tersebut. ya masjidnya tidak terlalu besar sih,tapi cukuplah untuk menampung limapuluh jemaah. ada satu hal menarik(dan mengingatkan saya) setipa kali salat subuh disitu. hal itu bukan pada bangunan masjidnya atau imamnya, tapi salah satu jemaah di masjid itu. ada seorang pria yang (maaf) memiliki kekurangan pada kakinya, sehingga membuatnya terpaksa memakai penyangga kaki (saya sendiri kurang tahu apa penyebanya,karena kecelakaan atau sakit). tapi terlepas dari itu hal yang menarik buat saya adalah kegigihannya untuk berusaha ikut salat subuh berjamaah. setiap kali salat subuh berjamaah akan dimulai selalu kudengar suara langkah kakinya dan bunyi derap penyangga kakinya tergesa-gesa supaya tidak ketinggalan salat berjamaah. tampak sedikit kesusahan, namun hal ini tidak mengghalangiya untuk shalat subuh berjamaah di mesjid.Subhanallah luar biasa,cukuplah bagi dia Allah yang menilainya.

Hal ini menyindir saya (mungkin termasuk anda juga),kita yang diberi kemampuan, kondisi tubuh yang sehat, tapi terkadang kita sering mengeyampingkan untuk salat subuh berjamaah di masjid. padahal Rasulullah SAW pernah bersabada “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik daripada shalat shubuh dan isya, dan andaikan mereka mengetahui pahalanya tentu mereka akan medatanginya meskipun dengan merangkak-rangkak.”(HR. Bukhari, Muslim)

Empuknya kasur,dinginnya udara pagi,kondisi tubuh yang sedang penat,seringkali kita jadikan pembelaan untuk tidak salat subuh berjamaah di masjid, atau bahkan meninggalkan salat tersebut, naudzubillah.

Semoga ini dapat menjadi pengingat kita,untuk selalu mensyukuri nikmat yang kita miliki saat ini, sebelum kita kehilanggannya.dan wujudkan syukur tersebut dengan tidak lupa untuk meyembah Allah dan berzakat di jalan-Nya. ingat lima perkara sebelum lima perkara lain datang. namun jika satu dari lima perkara lain telah datang,tetaplah bersyukur karena kita masih memiliki empat perkara lainnya.

Wallahu a’lam bish-shawab
Afwan katsiran. Jazaakumullah bi ahsanil-kiram

Wassalamu’laykum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar