Terkadang timbul rasa malu di
hati ini ketika kita bertemu atau menampakkan wajah di hadapan orang yang
pernah kita berbuat salah padanya.Tapi entah kenapa tidak terbesit rasa malu
sedikitpun di hati ini ketika kita menghadapkan wajah kita kepada Allah dalam
shalat kita,dengan segala dosa yang kita miliki. Bahkan dengan pede nya kita
berucap "inni wajjahtu wajhiya"
Perasaan bersalah yang terkadang
muncul di hati ini ketika kemaksiatan itu terjadi,kita kubur dengan sebuah
pembelaan yang berusaha kita munculkan bahwa Allah Maha Pemaaf. Pernyataan ini
benar,tapi ada tujuan batil yang kita inginkan disana. Jangan lihat besar
kecilnya perbuatan maksiat yang kita lakukan,tapi lihatlah kepada siapa kita
berbuat maksiat. Allah memang Maha Pemaaf,tapi jangan jadikan itu sebagai
legalisasi bagi kita untuk melakukan “kemaksiatan sepele”. Ingat tidak ada hal
yang sepele dalam agama.
Tak terhitung sudah berapa puluh
janji yang kita utarakan kepada Allah. Sudah tak terhitung juga sudah berapa
janji yang tidak kita tepati kepada Allah. Bahkan mungkin banyak juga janji
yang sudah tidak kita ingat. Disadari atau tidak,dalam hal menepati janji
kepada Allah,kita kalah dengan iblis. Dulu iblis pernah berjanji kepada Allah
bahwa mereka akan terus menyesatkan anak cucu adam hingga akhir masa nanti. Dan
sampai saat ini iblis masih memegang teguh janji itu.
Ketika berbicara masalah
kesalahan ,kita sering berkilah dengan pembelaan bahwa sudah menjadi fitrah
manusia menjadi tempatnya salah dan dosa. Tapi ketika berbicara masalah kewajiban,kita
seolah lupa bahwa tujuan pencipataan manusia adalah beribadah kepada Allah.
Tidak terhitung sudah berapa malam kita siakan, sudah berpa waktu mustajab kita
buang percuma,sudah berapa ladang amal yang kita acuhkan begitu saja. Urusan duniawi
telah melalaikan kita. Dan dalam setiap waktu itu, hati kita berdesir mengucapkan
“Allah maaf,aku sedang sibuk”.
Duh Gusti,begitu banyak kesalahan
yang sering hamba perbuat kepada-Mu. Tapi Kau tidak pernah berhenti memberikan
kasih dan sayang pada hamba. Semoga hamba bisa terus mengabdi pada mu. Seperti apa
yang selalu hamba ucapkan kepada Mu setiap hari dalam shalat hamba bahwa “sesungguhnya
shalatku,ibadahku,hidup dan matiku hanya untuk Allah,Tuhan semesta alam”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar