Senin, 27 Juni 2011

Ke arah persatuan gerakan islam


“Keanggotaan seseorang dalam satu organisasi islam bukanlah pengganti persaudaraan islam. Dan keluarnysa seseorang dari organisasi islam bukanlah penggugur persaudaraan islam”.-Fathi Yakan.

Setelah runtuhnya ke khalifahan Turki Ustmani pada 1924 M, muncullah banyak gerakan/harakah (atau bisa juga disebut jama’ah ) yang bertujuan ingin menyadarkan kembali untuk memperbaiki keadaan umat islam. Kondisi umat islam saat itu (hingga sekarang) memang sedang terpuruk. Jumlahnya bisa dikatakan tidak sedikit, namun kita tidak lebih dari sekedar buih di laut yang dmudah hancur. Banyak umat islam yang bahkan asing dengan ajaran agamanya sendiri. Oleh karena itulah, munculah beberapa gerakan tersebut.

 Jika memang memiliki tujuan yang sama , kenapa gerakan tersebut tidak bergerak bersama dibawah satu bendera ? Perbedaan pendapat (ikhtilaf) dalam merumuskan metode (manhaj) yang pas inilah yang menjadi salah satu factor penyebabnya. Ikhtilaf ini muncul karena perbedaan sudut pandang mengenai suatu masalah, baik masalah alamiah maupun masalah amaliah. Contoh dalam masalah alamiah adalah perbedaan pendapat menyangkut cabang-cabang syariat dan beberapa masalah aqidah yang tidak menyentuh prinsip-prinsip yang pasti. Sedangkan masalh alamiah contohnya adalah perbedaan mengenai sikap-sikap politik  dan pengambilan keputusan  atas berbagai masalah sebagai akibat dari perbedaan sudut pandang, kelengkapan data dan informasi, pengaruh-pengaruh lingkungan dan zaman.
 Memang Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda Ikhtilafu ‘ummati rahmat ,perbedaann umatku adalah rahmat. Tapi itu bukan berarti islam menghendaki adanya perbedaan dan perpecahan di kalangan umatnya, karena itu bukanlah suatu kelaziman. Seperti firman-firman Allah berikut :

“Dan berpeganglah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah berpecah belah.” (QS Ali Imran : 103)

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, “ (QS Ali Imran : 105)

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Anfal : 46)

Juga hadist Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,

“Janganlah kamu berselisih karena orang-orang sebelum kalian orang-orang sebelum kalian hancur karena mereka berselisih."

“Orang mukmin bagi orang mukmin lainnya seperti bangunan yang saling”


Memang perbedaan adalah sunatullah, tapi sejatinya islam menginginkan persatuan.  Permasalahan inilah yang sekarang terjadi di umat ini sekarang. Perbedaan jama’ah justru semakin mengarah umat kearah perpecacahan yang membahayakan. Hanya karena perbedaan kecil yang sifatnya furu’ dan ijtihadiyah sering kali selalu dipermasalahkan, hingga mengakibatkan antar jama’ah tersebut saling menghina dan merendahkan jama’ah lain, bahkan sampai mengkafirkan pun terjadi. Yang berakibat sulit tercapainya persatuan islam tersebut. Rasa kebanggan yang berlebihan terhadap jama’ahnya sehingga memandang rendah jama’ah lain. Kita terlalu sering mempermasalahkan perbedaan kecil yang sifatnya furu’ dan ijtihadiyah, daripada persamaan yang lebih banyak. Jika sikap seperti itu terus ditonjolakn, bisa jadi persatuan islam tidak lebih dari sekedar utopia belaka. Dan mungkin umat islam akan selalu menjadi buih di lautan. Wallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar