Selasa, 21 Juni 2011

Catatan Seorang Mahasiswa

Setalah kemerdekaan tercapai,kenyataan menunjukan bahwa kita masih jauh dari tujuan.Kita melihat dengan penuh kecemasan,bahwa pemimpin negara dan pemerintahan saat ini telah membawa bangsa dan negara pada keadaan yang amat mengkhawatirkan. Diktator golongan dan perseorangan,bukan lagi bahaya yang mengancam diambang pintu,tetapi telah menjadi suatu kenyataan. Cara-cara kebijaksanaan negara dan pemerintahan bukan saja bertentangan dengan asas-asas kerakyatan dan hikmah musyawarah,bahkan menindasnya.Jelas sudah bagi kita bahwa istilah demokrasi,hanya dipakai sebagai topeng belaka,justru untuk menindas dan menumpas asas-asas demokrasi itu sendiri.

Sekarang kesejahteraan makin jauh dari kenyataan, harga-harga makin membumbung,rakyat miskin makin menderita,dan kaum-kaum kapitalis makin lahap memakan rakyat. Disaat seperti inilah,mahasiswa seharusnya bertindak,berbuat sesuatu. Bidang seorang sarjana adalah berpikir,dan mencipta yang baru. Mereka harus bisa bebas ditengah arus masyarakat yang kacau,tetapi mereka tidak boleh lepas dari fungsi sosialnya,yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya,apabila keadaan telah mendesak. Mahasiswa yang terus diam,ditengah keadaan yang terus mendesak,telah melunturkan semua rasa kemanusiaannya. Ketika soeharto makin membuas dalam menancapkan kekuasaannya, maka mahasiswa kelompok penentang mulai berani berkata"tidak". Mereka punya keberanian untuk berkata tidak. Mereka,walau masih muda,berani menentang pemimpin-pemimpin tua yang korup,rezim Soeharto. Bahwa pada akhirnya beberapa orang dari mereka mati , itu bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tiada indahnya kematian mereka, tetapi apa yang lebih puitis,selain bicara tentang kebenaran.

Siapa yang bertanggung jawab akan penderitaan ini? Mereka generasi tua. Semuanya pemimpin-pemimpin korup yang harus digantung mati,di depan mata rakyat Indonesia.Kini sudah tiba saatnya bagi patriot Indonesia untuk bangkit menggalang kekuatan dan bertindak menyelamatkan bagsa dari jurang malapetaka.Kokohkan idelalisme kebenaran dan keadilan,perkuat kapasitas. pertajam hati nurani,agar dapat merekam situasi yang terjadi di sekitar. atau selamanya Indonesia akan berada dalam lingkaran setan. dipimpin oleh generasi bodoh yang hanya mengedepankan perut dan syahwat. Dan selamanya rakyat Indonesia akan hidup dalam kebodohan dan penderitaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar